BALLASTOP -- CEGAH GLOBAL WARMING
Ballastop dibuat untuk menggantikan ballast konvensional yang selama ini kita mayoritas pakai.
Menurut referensi yang saya baca, ballast konvensional memang merugikan kita secara energi dan finansial.
Mari kita kroscek lebih jauh mengenai ballast konvensional. Misalnya untuk lampu 40 watt umumnya dibutuhkan 0,43 ampere untuk menyala.
Sekarang mari kita hitung :
Rumus daya : watt = volt x ampere x power factor. Power factor ditetapkan oleh PLN. Untuk industri, besarnya adalah 0,85.
Apabila industri tidak mencapai angka ini, maka industri tersebut akan dikenakan denda.
Nah, dengan kondisi ballast konvensional yang seperti itu, maka daya(watt) yang dikonsumsi oleh 1 lampu adalah 220 volt x 0,43 ampere x 0,85 = 80,41 watt perlampu.
Sungguh ironis,padahal di lampunya tertulis 40 watt.
Agar industri tidak kena denda, maka mereka memasang Capasitor Bank untuk menaikkan Power Factor tersebut. Biasanya bisa sampai 0,95. Dan Capasitor Bank sekaligus bisa menurunkan arus sekitar 25 %.
Sekarang mari kita hitung ulang, berapa daya yang dikonsumsi oleh lampu dengan ballast konvensional setelah dipasang Capasitor Bank.
Arus turun sekitar 25%, berarti sekarang 0,32 ampere. Power Factor menjadi 0,95, sehingga daya menjadi 220 x 0,32 x 0,95 = 66,88 watt per lampu
ternyata lumayan turunnya,hehe. .
tapii, tetap aja melebihi 40 watt, ternyata kita masih rugi.
Coba sekarang kita hitung pengeluaran kita. Anggap saja saya menjadi pemilik pabrik, dan di pabrik tersebut terdapat 1000 buah lampu dengan menggunakan ballast konvensional.
Lampu tersebut nyala rata-rata selama 10 jam per hari. Sehingga dalam 1 bulan konsumsi listrik dari lampu-lampu tersebut sebesar 66.88 watt x 1000 x 10 jam/hari x 30 hari = 20,064,000 watt hour/bln = 20,064 KWh per bulan.
Kalau harga listrik yang harus saya bayar ke PLN Rp.650/KWh, maka saya harus mengeluarkan Rp.13.041.200 per bln atau Rp. 156 juta/thn.
Inilah kerugian memakai lampu dengan ballast konvensional :
1. Boros daya yang nantinya akan berujung pada pembengkakan pengeluaran
2. Pengeluaran Panas yang cukup tinggi. Berdasarkan uji yang dilakukan penemu, setelah 1 jam nyala, ballast tersebut menjadi sangat panas hingga mencapai 81 derajat celcius,sedangkan ballastop 52 derajat celcius.
Belum lagi kalau lampu tersebut dinyalakan dalam ruangan yang ada AC nya, prinsip AC adalah menormalkan suhu ruangan, dan prinsip energi adalah jika effort(usaha) yang dikeluarkan semakin besar maka daya atau energinya pun akan semakin besar pula.
Keuntungan Ballastop :
1. Arus yang dibutuhkan 0,16 ampere. Power Factornya sudah mencapai 0,99 sehingga untuk 1 lampu hanya mengkonsumsi 34,85 watt
2. Life Time(Umur lampu) yang panjang yaitu 30.000 jam
3. Harga yang terjangkau yaitu Rp. 60.000 per unit (untuk sebuah pabrik, harga segini mah chinchai lah,hehe)
Berikut adalah perusahaan yang sudah menggunakan ballastop :
- Outlet-outlet Alfamart seluruh Indonesia.
- Kantor-kantor Cabang Alfamart seluruh Indonesia
- Gudang-gudang DC Alfamart
- Outlet Supermarket Alfa Midiseluruh Indonesia
- Outlet-outlet Jhony Andrean Salon (Doom lighting)
- Wisma Nusantara
- JW Marriot Hotel (Back office area)
- Neon Box sepanjang jalan Tol Jakarta (produk rokok Gudang Garam)
- Charroen Pokphan - Tambak Udang di Dipasena Lampung
- Gold Coin - Pabrik pakan ternak
- Pandatex - Pabrik Tekstil
Artikel sederhana ini disadur dari blog penulis yang bernama Marindo Palar, kalau tidak salah beliau adalah pemilik CV Mitra Abadi(tempat ballastop diproduksi).
Jika ingin tahu lebih lanjut mengenai ballastop, teman2 bisa menghubungi beliau di npmor ponselnya yaitu 087 771 160 237, Email: emerdepalar@yahoo.com,
CV. MITRA ABADI, Ruko Graha Pekayon No. 8 CQ, Pondok Pekayon Indah, Jl. Ketapang Raya
Ballastop dibuat untuk menggantikan ballast konvensional yang selama ini kita mayoritas pakai.
Menurut referensi yang saya baca, ballast konvensional memang merugikan kita secara energi dan finansial.
Mari kita kroscek lebih jauh mengenai ballast konvensional. Misalnya untuk lampu 40 watt umumnya dibutuhkan 0,43 ampere untuk menyala.
Sekarang mari kita hitung :
Rumus daya : watt = volt x ampere x power factor. Power factor ditetapkan oleh PLN. Untuk industri, besarnya adalah 0,85.
Apabila industri tidak mencapai angka ini, maka industri tersebut akan dikenakan denda.
Nah, dengan kondisi ballast konvensional yang seperti itu, maka daya(watt) yang dikonsumsi oleh 1 lampu adalah 220 volt x 0,43 ampere x 0,85 = 80,41 watt perlampu.
Sungguh ironis,padahal di lampunya tertulis 40 watt.
Agar industri tidak kena denda, maka mereka memasang Capasitor Bank untuk menaikkan Power Factor tersebut. Biasanya bisa sampai 0,95. Dan Capasitor Bank sekaligus bisa menurunkan arus sekitar 25 %.
Sekarang mari kita hitung ulang, berapa daya yang dikonsumsi oleh lampu dengan ballast konvensional setelah dipasang Capasitor Bank.
Arus turun sekitar 25%, berarti sekarang 0,32 ampere. Power Factor menjadi 0,95, sehingga daya menjadi 220 x 0,32 x 0,95 = 66,88 watt per lampu
ternyata lumayan turunnya,hehe. .
tapii, tetap aja melebihi 40 watt, ternyata kita masih rugi.
Coba sekarang kita hitung pengeluaran kita. Anggap saja saya menjadi pemilik pabrik, dan di pabrik tersebut terdapat 1000 buah lampu dengan menggunakan ballast konvensional.
Lampu tersebut nyala rata-rata selama 10 jam per hari. Sehingga dalam 1 bulan konsumsi listrik dari lampu-lampu tersebut sebesar 66.88 watt x 1000 x 10 jam/hari x 30 hari = 20,064,000 watt hour/bln = 20,064 KWh per bulan.
Kalau harga listrik yang harus saya bayar ke PLN Rp.650/KWh, maka saya harus mengeluarkan Rp.13.041.200 per bln atau Rp. 156 juta/thn.
Inilah kerugian memakai lampu dengan ballast konvensional :
1. Boros daya yang nantinya akan berujung pada pembengkakan pengeluaran
2. Pengeluaran Panas yang cukup tinggi. Berdasarkan uji yang dilakukan penemu, setelah 1 jam nyala, ballast tersebut menjadi sangat panas hingga mencapai 81 derajat celcius,sedangkan ballastop 52 derajat celcius.
Belum lagi kalau lampu tersebut dinyalakan dalam ruangan yang ada AC nya, prinsip AC adalah menormalkan suhu ruangan, dan prinsip energi adalah jika effort(usaha) yang dikeluarkan semakin besar maka daya atau energinya pun akan semakin besar pula.
Keuntungan Ballastop :
1. Arus yang dibutuhkan 0,16 ampere. Power Factornya sudah mencapai 0,99 sehingga untuk 1 lampu hanya mengkonsumsi 34,85 watt
2. Life Time(Umur lampu) yang panjang yaitu 30.000 jam
3. Harga yang terjangkau yaitu Rp. 60.000 per unit (untuk sebuah pabrik, harga segini mah chinchai lah,hehe)
Berikut adalah perusahaan yang sudah menggunakan ballastop :
- Outlet-outlet Alfamart seluruh Indonesia.
- Kantor-kantor Cabang Alfamart seluruh Indonesia
- Gudang-gudang DC Alfamart
- Outlet Supermarket Alfa Midiseluruh Indonesia
- Outlet-outlet Jhony Andrean Salon (Doom lighting)
- Wisma Nusantara
- JW Marriot Hotel (Back office area)
- Neon Box sepanjang jalan Tol Jakarta (produk rokok Gudang Garam)
- Charroen Pokphan - Tambak Udang di Dipasena Lampung
- Gold Coin - Pabrik pakan ternak
- Pandatex - Pabrik Tekstil
Artikel sederhana ini disadur dari blog penulis yang bernama Marindo Palar, kalau tidak salah beliau adalah pemilik CV Mitra Abadi(tempat ballastop diproduksi).
Jika ingin tahu lebih lanjut mengenai ballastop, teman2 bisa menghubungi beliau di npmor ponselnya yaitu 087 771 160 237, Email: emerdepalar@yahoo.com,
CV. MITRA ABADI, Ruko Graha Pekayon No. 8 CQ, Pondok Pekayon Indah, Jl. Ketapang Raya
0 comments:
Post a Comment