Yaa temen2 sedikit mengulang materi kuliah kmrn tentang kebisingan sambil menunggu nilainya keluar ahahaha.. kita bahas tentang terompet Vuvuzela ini. Vuvuzela ada terompet ciri khas persepakbolaan di Afrika Selatan, ada orang bilang afsel tanpa vuvuzela adalah bukan apa2. Terompet ini panjanganya sekitar 1 meter dan terbuat dari plastik dan kenyataannya bunyi yang dihasilkan sekitar 127 dB (hasil pengukuran oleh Hear the World Foundation).
Bisa dibayangkan seperti apa 127 dB itu dan NAB (Nilai Ambang Batas) menurut standar Internasional (TLV) ajah sbb :
- 85 dBA untuk 8 jam
- 88 dBA untuk 4 jam
- 91 dBA untuk 2 jam
- 94 dBA untuk 1 jam
- 97 dBA untuk 30 menit
- 100 dBA untuk 15 menit
- 103 dBA untuk 7,5 menit
- 106 dBA untuk 3,75 menit
- 109 dBA untuk 1,8225 menit
- 112 dBA untuk 0,6113 menit dst... (setiap kenaikan 3 dBA maka durasi harus diturunkan setengahnya)
Namun karena jarak antara peniup dengan pemain cukup jauh hal ini cukup memberikan toleransi tetapi karena jumlah peniup vuvuzela yang mencapai ribuan maka tak heran apabila banyak pemain yang mengeluh akibat kebisingan ini. Maka faktor jarak tidak lagi mengurangi dampaknya karena total kebisingan yang timbulkan oleh banyaknya terompet vuvuzela tsb.
Kebisingan akibat terompet vuvuzela tersebut dapat berdampak pada ketulian akut (langsung) namun apabila terpajan terus menerus (misalnya sering nonton pertandingan secara langsung) dapat dipastikan akan mengalami Hearing Loss (setelah Piala Dunia berakhir). Mungkin ini juga merupakan salah satu faktor yang berkontribusi kontribusi mengapa aksi pemain-pemain bintang dari negara-negara besar menjadi menurun performanya yaitu karena konstrasi yang menurun.
Refrensi : Koran Tempo edisi 17/06/10
0 comments:
Post a Comment